Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Tentang Kamu dan Rasa

Gambar
Saat matahari beranjak dan digantikan dengan datangnya bulan, udara malam itu entah kenapa terasa sangat berbeda terasa menyenangkan, perkenalan malam itu mencairkan kekakuan tatapan selama ini. Hingga tiba saat dimana dipertemukan kembali, dan lagi-lagi segunung kebekuan dihati ini runtuh seketika dan hati ini kembali dijatuhkan oleh manisnya belaian sang maha cinta yang semula hanya " numpang lewat " kini benar-benar singgah. Dan seketika segala kriteria tentang pangeran berkuda putih tergantikan dengan jatuh hati tanpa alasan, dan Dia menjadi alasan ku untuk menepi dari deretan pilihan lain yang mungkin lebih menggoda, saat jatuh cinta tanpa alasan menjadi paduan kata yang tepat untuk menggambarkan rasa saat itu, rasa yang tumbuh mulai tulus, rasa yang mulai menumbuhkan sayap-sayap kecilnya yang siap untuk dikepak kan, rasa yang tidak dapat dijelaskan oleh ribuan sajak indah, yaa.... saat ini aku benar-benar dibuat jatuh hati sejatuh-jatuhnya. Hingga tiba pada

Sesak

Aku tau pagi ini aku akan terbangun dengan rasa sesak dalam hati, sesak yang lebih terikat dari sebelumnya yang membuatku semakin sulit untuk meraih nafas ku. Rasa sakit yang ditimbulkan oleh sesaknya hati mungkin hanya aku yang merasakannya, rasa peduli yang perlahan menyeruak kepermukaan membuatku terbiasa selalu mendengar cerita-cerita darimu tapi entah sejak kapan ceritamu memudar entah karna rasa bosan atau mungkin aku yang terlalu menyebalkan atau mungkin ada bunga yang lebih indah yang membuatmu meninggalkan kisahmu disini. Terlalu banyak kemungkinan yang ditimbulkan dari berubahnya sikapmu, semakin aku berusaha membuang jauh-jauh rasa ini justru semakin besar rasa ini terasa. Terkadang rasa iri ini hadir pada mereka yang selalu bisa menatapmu, kepada mereka yang setiap waktu kau perdulikan, kepada mereka yang selalu membuatmu tertawa, aku juga ingin seperti mereka tapi aku sadar bahwa kau tak lebih dari sekedar kesesakan yang ku harapkan menjadi oksigen. Mungkin rasa ini pun s

Pekat

Sejak saat itu seakan hati membuat pertahanannya sendiri sebuah tebing yang menjulang tinggi dan semakin hari semakin kuat. Hingga pada suatu saat aku kembali dipertemukan dengan orang lama, dari sekedar mengisi kekosongan yang bahkan bisa dikategorikan iseng, dan lama kelamaan berujung pada rasa diperhatikan kembali dan membuat dinding yang selama ini dibangun tinggi dan kokoh perlahan runtuh, belum semuanya hanya sebagian kecil,namun tiap hari runtuhan itu semakin sering. Sampai pada suatu ketika aku terdiam kembali melihat history percakapan ku dengannya, dia yang seolah memberikan lampu hijau tapi ada kalanya dia juga yang membuat ku ragu dari sikapnya, memang sejak beberapa tahun lalu kita belum pernah bertatapan lagi. Namun entah atas dasar apa kenyamanan itu datang dengan sendirinya, namun keraguan dalam hati pun juga timbul semakin besar yang menempatkan ku pada persimpangan jalan yang sulit untuk kupilih, satu sisi aku ingin meninggalkan semua ini kembali membangun tebing yan

Tarot

Gambar
Matahari pagi mulai menyentuh jendela yang masih tertutup rapat, namun biasan sinarnya menembus kedalam mimpi hingga membangunkan tidur ku saat itu. Ketika mata mulai terbuka, kejadian malam tadi selalu melintas dalam fikiran ku. Iya, malam tadi aku dan teman-teman membutuhkan udara segar untuk sedikit meringankan sesaknya rutinitas, di salah satu cafe ternama di kawasan jogjakarta, masih dengan sentilan guyonan yang menghangatkan berbagi keluh kesah, mengukir tawa, suasana seketika berubah setelah kehadiran teman kami Hamim, lelaki separuh baya dengan tinggi 163cm dan tubuh yang sedikit gembil datang menuju meja dimana kami asik mengumbar tawa. Suasana yang semula penuh dengan tawa perlahan menjadi sedikit serius ketika Hamim mengeluarkan satu buah slot kartu tarot, dan mulai mrmainkannya, dimulai dari Idzan yang memiliki postur tubuh tidak jauh berbeda dengan Hamim tapi kali ini tuhan memberikan nilai lebih sebagai lelaki yang banyak digilai wanita tapi tidak untuk kami, ti