Langkah Nanti

Melangkah pergi, menjauh, saat ini yang sedang berusaha kulakukan, bukan karna tak sayang, bukan karna aku menyerah, tapi karna hanya ingi kau menyadari bahwa sejauh ini kamu hanya asyik berlari sendiri, kamu mengabaikanku, aku yang berusaha menyamakan langkah kaki kita, namun ternyata langkahmu terlalu besar hingga aku akhirnya tertinggal.
Mencoba kembali membangun rumah baru, mengulang semua proses yang amat melelahkan dan membosankan, kamu membantu ku mendirikan rumah itu, tapi ternyata kamu masih memiliki rumah yang masih kamu singgahi, bagaimana mungkin kamu bisa menetap di rumah kita sementara rumah lama mu masih kokoh berdiri di ujung jalan itu? Bagaimana mungkin kamu memiliki hati ku sedangkan di hati mu masih tersimpan masa lalu mu.
Berulang kali ku lantunkan aksara rindu pada langit, walaupun kita belum berada pada atap yang sama setidaknya kita dapat memandang langit yang sama, entah aku yang terlalu tinggi mengharapkan mu atau kamu yang terlalu tinggi memberiku harap? Aku yang mencintaimu dengan sejuta sabar, aku yang melafalkan namamu dalam dekap doa, akankah kamu menyadarinya suatu saat nanti?
Jika aku bisa melihat cinta di matamu, mungkin hal pertama yang akan aku lakukan adalah mencari tahu kepada siapa saja cintamu itu kamu berikan. Apa yang harus aku lakukan jika bertahan menyakitkan namun meninggalkan mu juga membuat luka itu semakin dalam? Apa yang sebenarnya sedang benar-benar kita lakukan saat ini, kita sedang mempertahankan sebuah hubungan ataukah kita hanya sedang menunda sebuah perpisahan?
Bolehkah aku meminta satu hal padamu? Cintai aku dengan sabar yang teramat panjang, sepanjang penantianku tanpa kepastian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Terbuka Untukmu

Siapa Aku?

Sajak Lalu