Siapa Aku?

Apa sebenarnya yang terjadi? Kamu, seperti pusaran air bagiku, disaat aku mencoba untuk keluar kamu selalu bisa menarik ku. Kamu bagaikan lumpur hisap, semakin aku berusaha keras untuk keluar aku semakin tenggelam. Aku kehabisan nafas, aku kehabisan akal, dan aku bahkan kehilangan akal sehat, aku tidak tau harus berbuat apa, aku hanya bisa diam menyaksikan sekitar ku hidup, bergerak tiap detiknya. Diam, saat ini hanya itu yang mampu aku lakukan, bahkan aku mencoba menenggelamkan diri pada mu, semakin ku coba tenggelam tapi malah semakin ku terangkat ke permukaan. Lalu aku harus berbuat apa untuk memahamimu? Aku harus menjadi seperti apa agar bisa menyusuri setiap lorong mu? Ibu ku mengajari ku berdiri bukan untuk terus menerus di jatuhkan, bumi belahan mana yang sebenarnya kamu pijak?
Boleh kah aku memilih untuk tidak mencintaimu? Aku lelah dengan semua fikiran tentangmu, mungkinkah menguburmu dalam putaran waktu dapat membawa semuanya kembali seperti sedia kala? Aku tidak menyesal menjatuhkan hati padamu, yang aku sesali adalah sikap bodohku mempertahankan mu. Mungkin aku terlalu memaksakan rasa ku, aku memaksakan kamu untuk tetap ada disampingku. Sebenarnya jika aku bisa, aku ingin bertanya perihal siapa kita, bukan untuk menuntut, bukan untuk meminta, hanya sekedar ingin tahu, siapa aku di matamu?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Terbuka Untukmu

Sajak Lalu