Ambang Bimbang

Sampai kapan kamu membiarkan ku berada pada ambang rasa bimbang, ketika bertemu denganmu seakan mendinginkan emosi yang meledak - ledak, rasa yang semula tidak kini menjadi kembali ingin, sedangkan aku tidak tau dan bahkan tidak bisa mereda badai yang berkecamuk dalam dadamu. Aku kembali merasakan nyamanmu, aku kembali merasakan teduhmu, malam ini seketika membawa ku kembali disaat rasa ini mulai ada, sentuhan jemari hangat itu kembali menghangatkan dinginnya ego yang meronta belakangan ini.
Ingin ku membawamu menyelami setiap sisi ku, bahkan sisi tergelapku, ingin ku membawa mu kepada kisah-kisah menyenangkan disetiap hari ku dan bahkan pada kisah terpurukku, tak mengapa jika aku harus kembali menggalinya asalkan itu mampu membuatmu mengerti aku. Tapi apakah kamu mau untuk mengetuk pintu kisah-kisah ku, dan apakah kamu memberiku ruang untuk memasuki setiap kisahmu?
Begitu banyak tanda tanya yang bahkan menjelma menjadi benang-benang kesimpulan yang aku buat sendiri.
Aku terlalu takut mengusikmu dengan adanya aku, dengan seribu satu pertanyaan ku tentang kita, aku terlalu sering mengusikmu dengan pesan singkat yang membosankan, dengan ingin yang mungkin membuatmu lelah.
Apa sesungguhnya yang terjadi dengan kita, apakah kita sedang berusaha bersama? Ataukah kita hanya menunda perpisahan saja?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Terbuka Untukmu

Siapa Aku?

Sajak Lalu