Aliran

Mencoba memahamimu itu bagaikan menggenggam air, semakin dicoba semakin membuat ku geram,  geram dengan semua sikapmu yang seakan aku membutuhkanmu, apa kamu pikir dipermainkan keadaan itu menyenangkan, apa kamu pikir menunggu itu mengasyikan? apa yang ada di kepalamu saat ini, dan siapa yang sebenarnya ada di hatimu? Apakah aku? Ku rasa bukan, selama ini aku hanya merangkai khayalan lepas tak bermuara, coba menyamakan langkah kita yang sebenarnya langkah ku tak selebar langkah kaki mu. 
Lalu apa arti hadirmu selama ini, apa arti ku untuk mu? kamu ingin setiap orang yang ada disekitarmu mengikuti aliranmu berharap berakhir pada satu muara yang sama. Awalnyapun aku berfikir demikian, aku menegakkan langkah seolah aku bisa tapi semakin ku mencoba aku semakin tenggelam hingga aku berhenti pada satu waktu dimana aku mulai berani keluar dari aliranmu, aku senang berada pada aliranmu, aliranmu menyejukkan, aliranmu menenangkan tapi tanpa aku sadar di dalam aliranmu ada gemuruh besar yang tak dapat ku tenangkan bahkan untuk menyelamimu pun aku tak sanggup, dan kenyataannya sejauh ini aku hanya berada di permukaan mu saja.
Aku berhenti bukan karna lelah denganmu, tapi apa yang menjadi milikku akan tetap jadi milikku, sejauh apapun berlari kenyataan tentang bumi itu bulat akan membawa mu kembali. Jangan sengaja lari agar dikejar, dan jangan baru mencari ketika sudah pergi. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Terbuka Untukmu

Siapa Aku?

Sajak Lalu