Tak Bisa Beranjak
Disatu saat,ketika embun pagi menyapa dengan kesejukannya
diiringi dengan mentari yang malu-malu bersinar menembus jendela kamar seakan
membangunkan ku dari mimpi ku tentangmu dan tentang masa depan ku dimana aku
bebas merangkai jalan ku didalam mimpi. Memimpikan
sosokmu yang entah pantas atau tidak untuk ku nanti dan kau selalu mengatakan
bahwa kau ingin bertemu dan merindukanku bahkan aku memimpikan mu dua malam
berturut-turut dengan kalimat yang sama yang selalu kamu ucapkan “ayo
ketemu,aku kangen kamu” . diiringi dengan rintik hujan yang romantis aku
mengenang mimpi itu, ingin aku percaya namun aku tau itu terasa tidak mungkin
bahkan hampir mustahil, namun jika tidak percaya itu seakan nyata, aku tidak
tahu harus berbuat apa jika memang itu benar-benar terjadi. Terasa kamu pernah ada dihidupku
namun asing bagi ku kadang aku merasa aku mampu tanpamu aku bisa jauh
darimu,aku bisa menghilangkanmu dari hidupku, terkadang akupun merasa
memilikimu selamanya kita pernah berbagi tawa, berbagi bahu untuk menumpahkan
keluh kesah, tapi kadang jika teringat betapa halusnya caramu menyakitiku,
caramu membalas semua rasa ini, menutupi semua permainanmu dengan memanfaatkan
rasa tulus ini, seakan memberi harapan untuk kembali tapi ternyata hanya
seperti balon yang berwarna-warni tapi hanya berisi angin pada kenyataannya
kamupun sudah memiliki wanita lain, ibarat angin yang berhembus dan
menggugurkan dedaunan tapi daun itu tidak pernah membenci angin seperti itulah
aku, sesulit apapun perjalannya, sesakit apapun bersamamu aku tidak pernah bisa
membencimu, entah perlakuanmu diblakangku yang selalu mencaciku didepan semua
orang atau kamu menunjukan ke semua orang sisi terburukku tapi aku tetap tidak
bisa realistis, mungkin rasa sayang terlampau besar membuatku lupa apa itu
realistis. Melupakan semuanya tanpa sepatah katapun, terbersit kerinduan akan
hal – hal bodohmu, akan semua tingkah konyolmu, akan pikiran dan angan yang
besar, jika kelak kita dipertemukan kembali apakah rasa ku masih sama, apakah
mungkin kamu tidak akan menyakitiku untuk kesekian kalinya membuat luka yang
lebih dalam ditempat yang sama. Saat ini hanya musik yang mampu mengartikan
perasaan ku, hanya air mata yang mengerti akan sakitku, dan hanya rintik
romantis hujan yang mengerti akan rinduku, rindu yang tak pernah berujung
selalu bertambah tanpa tau bagaimana caranya berkurang.
Entah sampai kapan kamu akan selalu ada dalam setiap mimpi
ku, entah pantas atau tidak kamu untuk berada dicelah mimpi ku, sosokmu yang
tangguh merobohkan benteng perbedaan itu membuatku bangga telah bersamamu.Saat
ini mungkin bila kamu akan merindukan sosokku yang tidak akan pernah bisa kamu
temukan dalam diri siapapun itu, aku hanya iri saat ini kamu melakukan hal-hal
yang dulu aku inginkan kini kamu lakukan semua itu dengan orang lain, sakit
tapi senang melihatmu selalu tampak bahagia, entah apa yang membuatku
menyimpulkan kalau kamu bahagia. Tuhan terlalu sayang padaku hingga membuatmu
singgah dihatiku berlama-lama hanya untuk mengajarkanku bagaimana cara untuk melepaskanmu. Terlihat konyol
disaat kita sudah tidak bersama, bahkan disaat aku menjauhkan diri dari semua
tentangmu bahkan teman-temanmu, tuhan selalu menunjukan bagaimana keadaanmu
padaku hingga membuat ku tidak bisa untuk tidak memperdulikan keadaanmu.
Dengan kesendirianku saat ini bukan berarti aku tidak bisa
melupakanmu ataupun melangkah pergi menjauhi bayanganmu, namun keinginanku
untuk membuktikan padamu bahwa aku bisa lebih baik, aku bisa membahagiakan
orang tua ku, aku bisa membahagiakan diriku sendiri membuatku memendam rasa
untuk bersama orang lain dan mempercayainya. Namun disaat aku memupuk harapan
dan semangat itu lagi-lagi mereka mendoakan kita untuk kembali, kekonyolan itu
membuatku tertawa sinis.Tidak....aku tidak akan mengusikmu dengan duniamu lagi,
biarkan semua ini mengalir apa adanya, mengikuti rencana yang sudah tuhan
sediakan untukku dan untuk masa depanku. Dan ketika rindu itu mulai menyapa aku
hanya bisa menitipkannya lewat hembus angin yang akan mengantarkannya pada
mimpimu,ingatan akan dirimu membuatku menyapa tangan yang dulu pernah saling
menggenggam hingga tiba disuatu masa dimana kau tidak ingin lagi
digenggam.Mungkin untuk saat ini, ini yang terbaik untuk kita,entah dengan
siapa semua sandiwara ini akan berakhir, aku tidak berhak menentukan akhirnya.
Komentar
Posting Komentar