Tentang Meyakinkan

Mungkin terlalu senja untuk membicarakan tentang rasa, waktu yang kita miliki masih panjang hingga bertemu pagi, senja saat itu dengan secangkir kopi yang penuh rindu yang sudah meronta ingin segera kau temukan, lamunan itu menyisakan tanda tanya besar tentang nyaman yang mungkin terlalu cepat, tentang kenyamanan lalu yang kini mulai tergantikan dengan yang lebih tulus. Terlalu sulit untuk menerka seberapa dalam lautan tanpa menyelam kedalamnya, begitu pula aku, yang saat ini memutuskan untuk menyayangi dan menyelami setiap jengkal nafasmu, mencari arti aku untuk detak nadimu.
Berdiri diantara simpang rindu, ditengah gemuruh rasa yang tak mementu, yang aku ingin saat ini bukan perkara siapa aku atau kamu, tapi tentang meyakinkan ku, meyakinkan rasaku diatas hati yang pernah dalam terluka ditempat yang sama, mau tidak mau pijakanmu memang sudah berada di atas luka itu dan kembali mengingatkan sakit itu, aku hanya tak ingin luka yang berusaha aku sembuhkan itu dengan mudahnya kamu tancapkan lagi ditempat yang sama. Kamu tau kita sudah bukan saatnya bermain kejar tangkap, bermain petak umpat, jika ada rasa ungkapkan, jangan pergi dan menghilang jika sudah singgah. Kamu tau aku sedang memperjuangkan rasa, aku sedang membuang jauh-jauh dia, walaupun terkadang dia datang singgah sembari megenang tantang aku dan dia yang tanpa dia sadari aku mulai melangkah mundur dari kisahnya bersama haknya.
Ketika rasa ini mulai semakin bertumbuh, disitupun ada rasa takut perihal kisahku dengannya sebelum bertemu denganmu. Meyakinkan hati bahwa kamu tidak akan merubah rasa itu, bolehkah kau kabulkan ingin ku yang memintamu untuk tinggal diantara kisah yang pelik. Tapi jika kamu datang hanya sekedar ingin menyentuh lalu menghancurkan kembali, lebih baik jangan, mari beri jarak. Jika kamu datang memang untuk tinggal, tolong kembali yakinkan hati ini bahwa kamu tidak akan pergi, bahwa kamu akan selalu ada untuk si keras kepala ini.
Berikan waktu maka segala jujur akan mengalir, yakinkan dan kuatkan, buktikan dan lakukan, walaupun tidak selalu ada di sampingmu, tapi ketika kamu terduduk saat senja dengan secangkir kopi yang penuh rindu, kamu akan ingat bahwa ada hati yang sedang meyakinkan hatinya tentang kamu, tentang kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Terbuka Untukmu

Siapa Aku?

Sajak Lalu